Berbagai metode kontrasepsi ditawarkan dab
memberikan mafaat masing-masing. Apa saja yang bisa digunakan termasuk kontra
indikasi yang bisa terjadi serta berapa persen efektivitasnya? Namun kembali
lagi semua pilihan diserahkan pada Anda.
Dalam pengambilan keputusan untuk menggunakan alat
kontrasepsi atau yang lebih dikenal dengan KB umumnya wanita mendasarkan pada
kecocokan alat tersebut dengan tubuh dan seksualitasnya. Tentu hal ini bukannya
tidak sulit, terbatasnya metode yang tersedia serta faktor yang harus menjadi
pertimbangan seperti status kesehatan pemakai serta efek samping yang mungkin
ditimbulkan dari sebuah metode yang dipilih. Adapun jenis-jenis kontrasepsi
yang umum dilakukan di Indonesia yaitu:
1.
Kondom atau Diafragma
Kondom merupakan kantung karet
tipis yang tidak berpori, terbuat dari lateks, yang dikenakan pada Mr. P
sebelum terjadinya koitus. Di kalangan masyarakat alat kontrasepsi ini sudah
dikenal luas. Kelebihan kondom selain mudah didapat, alat kontrasepsi ini mudah
dibawa kemana-mana selain itu juga tersedia dalam beberapa bentuk dan aroma.
Sementara diafragma adalah kondom yang digunakan pada wanita yang kenyataannya
kurang populer digunakan. Sayangnya, difragma tingkat keefektifannya sangat
kecil. Kegagalan penggunaan metode ini bisa mencapai 50 %.
2.
Sprial atau IUD (Intra
Uterine Device)
Bagi banyak wanita sprial
merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Penggunaan alat ini tak perlu diingat
setiap hari. Bagi mereka yang masih menyusui, spiral tidak akan menggangu
kelancaran produksi ASI. Selama ini banyak jenis spiral yang beredar di
Indonesia antara lain copper T yaitu
IUD berbentuk polyethelen dimana pada
bagian vertiakalnya terdapat lilitan tembaga halus yang memberi efek
infertilisasi yang cukup baik; copper 7 yaitu spiral yang berbentuk angka tujuh
yang dimaksudkan untuk mempermudah pemasangan fungsinya hampir sama dengan
spiral betuk T; multi load merupakan IUD yang terbuat dari polythelen dengan dua tangan kanan dan kiri, mini; lippes loop adalah spiral bentuk S yang
bersambung.
Sayangnya banyak juga kontra
indikasi yang ditimbulkan oleh alat ini. Alat ini sebaiknya dipasang 40 hari
setelah melahirkan sehingga sulit digunakan bagi mereka yang belum pernah
melahirkan. Pada beberapa kasus pendarahan juga bisa terjadi. Penggunaan alat
ini juga bisa mengubah ‘perilaku’menstruasi dimana pada awal menstruasi jumlah
darah yang keluar tidak begitu banyak namun mendadak jumlahnya menjadi banyak
dan dalam siklus yang lebih panjang. Untuk mengantisipasi lakukan pemeriksaan 6
bulan sekali. Spiral yang mengandung bahan tembaga hanya mampu berfungsi 2-5
tahun, tergantung pada luas permukaan tembaganya. Pemeriksaan dilakukan juga
untuk mengantisipasi apabila terjadi infeksi.
3.
Tablet Busa, Jelly atau Cream
Bahan ini dimasukkan ke dalam
Mrs. V sekitar 10 menit menjelang koitus. Bahan-bahan ini mampu mengurangi
sperma hingga membunuhnya. Sayang kontrasepsi jenis ini kurang populer karena
kurang nyaman digunakan baik oleh wanita maupun pasangannya.
4.
Pil
Pil merupakan alat kontrasepsi
yang digunakan dengan diminum. Pil digunakan untuk mencegah kehamilan namun
baru efektif bila diminum secara teratur. Untuk Anda yang belum memiliki
keturunan, Pil ini adalah yang terbaik. Jika seorang wanita sehabis melahirkan
dan ingin menyusuinya berakhir karena metode ini sangat mempengaruhi hormon.
Mungkin bisa dipilih jenis kontrasepsi yang lain terlebih dulu hingga tidak
lagi memberikan ASI. Pil dapat digunakan untuk menjarangkan waktu kehamilan
berdasarkan keinginan Anda. Berdasarkan bukti yang ada selama ini pil cocok
digunakan untuk bertahun-tahun.
Jenis-jenis pil kontrasepsi yang
ada saat ini :
a.
Pil kombinasi atau gabungan dimana setiap pil mengandung
hormon estoregen dan progestin. Pil ini hampir 100 persen efektif jika diminum
secara efektif.
b.
Pil berurutan. Dengan metode ini maka hanya
esterogen yang disediakan sekitar 15 hari pertama dari siklus menstruasi,
kemudian diikuti oleh enam hari dan progestin pada siklusnya. Kelalaian
penggunaan pil ini pada awal siklus sebanyak 1-2 kali bisa menimbulkan
kehamilan.
c.
Pil khusus. Kandungan yang terdapat dalam
pil ini adalah progestin sintesis pada dosis rendah yang mencegah kehamilan.
5.
Suntikan
Sistem kontrasepsi menggunakan
suntikan dilakukan dengan jalan menyuntikan obat pencegah kehamilan pada wanita
yang subur. Metode ini menimbulkan kontra indikasi berupa kenaikan berat badan,
munculnya jerawat, pendarahan yang menggangu ataupun timbulnya hipepigmentasi.
6.
Norplant/Implan/Susuk
Penggunaan metode ini di
Indonesia berlangsung sejak tahun 1987. Ini merupakan sistem kontrasepsi
bertahan hingga lima tahun. Norplant dipasang di bawah kulit, diatas daging
pada lengan atas wanita. Terdiri dari enam kapsul lentur berukuran korek api
yang terbuat dari bahan karet silastik. Setahun sekali, pemakai norplant harus
melakukan pemeriksaan pada dokter kandungan atau bidan yang berkompeten. Pada
umur lima tahun penggunaan, norplant harus dilepas. Kemungkinan kegagalan
penggunaan metode ini selama lima tahun sekitar empat persen. Pada beberapa
orang bisa menimbulkan spotting, menstruasi
tidak teratur, dan berat badan yang bertambah.
7.
Metode Permanen
Dapat dilakukan dengan vasektomi bagi laki-laki dan
tubektomi bagi wanita. Jika salah satu pasangan sudah melakukan metode
kontrasepsi yang permanen, tidak perlu lagi penggunaan metode kontrasepsi yang
konvensional.
0 Komentar untuk "Plus Minus Berbagai Macam Metode KB"